Thursday, May 29, 2008

Belajar Cetak | Dasar Cetak

Sebelum kita melangkah lebih jauh dalam belajar cetak, terlebih dahulu kita harus mengetahui 5 prinsip penting proses belajar cetak, yaitu :

1. Setting/desain
2. Film
3. Bahan
4. Proses cetak
5. Finishing

Dengan mengetahui dan menguasai kelima hal tersebut diatas, maka kita akan dapat menentukan berapa harga sebuah cetakan, misalnya brosur, leaflet, flyer, poster dan sebagainya.
Dengan kelima prinsip diatas pulalah para pengusaha menentukan harga untuk berbagai cetakan dengan mengambil keuntungan minimal 20 %. Dengan menguasai kelima prinsip ini para pengusaha percetakan dapat menjalankan usahanya dengan sukses.
Lebih lanjut akan kami jelaskan satu persatu tentang kelima hal tersebut diatas.

1. Setting/desain


Desain merupakan proses pracetak yang sangat penting karena isi dari suatu cetakan baik itu warna, jenis font/huruf dan kalimat yang dihasilkan merupakan tanggung jawab dari seorang desain grafis.
Mungkin anda akan bertanya, “ Bagaimana bila kita tidak bisa mendesain?”. Kita tidak perlu mendesain sendiri, kita bisa memperkerjakan seseorang atau kita bisa ketempat desain center yang ada dikota anda.
Dibawah ini adalah contoh dari template untuk nota :



2. Film

Film merupakan maal atau alat yang digunakan untuk mencetak dengan memasangnya pada mesin cetak. Ada 2 macam film dalam proses cetak, yaitu paper plate (dari bahan kertas) dan seng plate (dari bahan seng/aluminium).
Paper plate umumnya digunakan untuk cetakan dalam jumlah sedikit (1-5 rim), sedang untuk jumlah yang banyak menggunakan seng plate yang lebih tahan lama. Dalam prose seng plate kita terlebih dahulu membuat negative filmnya sebelum menjadikan positivenya pada seng plate. Kita buat negative film ditempat-tempat yang memiliki fasilitas ini. Harganyapun bervariasi mulai dari Rp. 11/cm2 sampai dengan Rp. 17/cm2 tergantung dari tempatnya. Dan perlu diingat, kita harus mengecek dengan teliti negative filmnya sebelum kita proses lebih lanjut, apakah ada font/huruf yang hilang atau ada yang rusak filmnya. Karena bila sudah terlanjur dicetak kita akan mengalami kerugian yang besar. Hasil cetakan akan rusak dan kita tinggal memasukkannya dikarung dan menimbangnya ada berapa kilo … he.he..

3. Bahan


Dengan mengetahui harga kertas akan sangat membantu kita untuk menentukan harga sebuah cetakan. Bahan kertas yang sering dipergunakan dalam dunia percetakan adalah : HVS, Doorslagh, NCR, Art Paper, Linen, Hamer, Ivory, Marga, Aster, BC dan Karton. Selain mengetahui harga kertas, kita juga harus mengetahui ukuran dari masing-masing kertas, misalnya:


· HVS kwarto/A4 = 21 x 29,7 cm
· HVS folio/F4 = 21 x 33 cm
· Ivory = 79 x 109 cm


Dengan pengetahuan tersebut diatas maka kita dapat mengetahui berapa jumlah bahan yang dibutuhkan dalam satu order cetak.
Dan perlu diingat, dalam order yang besar kita harus teliti dalam jumlah bahan yang dibutuhkan bila anda tidak ingin merugi. Karena kamipun pernah mengalami kerugian karena kesalahan penghitungan bahan (kertas).


4. Proses Cetak


Mungkin anda akan bertanya, " Mesin cetak harganya mahal, saya tidak mampu membelinya !". Jangan pesimis, kita tidak perlu memiliki mesin cetak. Kita dapat mencetak ditempat lain yang memiliki mesin cetak yang kita butuhkan, jadi broker gitu lho…!! Tidak ada percetakan manapun yang memiliki mesin yang lengkap, satu sama lain saling melengkapi. Dan begitulah hidup, kita saling membutuhkan dan tidak ada yang sempurna didunia ini.
Proses Cetak dilakukan setelah ketiga hal diatas yaitu desain/setting, film dan beli bahan dilakukan. Dalam proses cetak ini kita wajib mengetahui jenis jenis dari mesin cetak. Karena dengan mengetahui jenis dari mesin cetak, kita dapat mengetahui ukuran kertas yang cocok/sesuai dengan yang dibutuhkan. Contoh-contoh dari mesin cetak :


A. Mesin Toko
· Ukuran kertas maksimal = 21 x 33 cm
· Ukuran desain/image maksimal = 20 x 31,5 cm
· Digunakan umumnya untuk nota, kop amplop, kop surat, kartu nama.


B. Mesin Ryobi
· Ukuran kertas maksimal = 36,5 x 52 cm
· Ukuran kertas minimal = 15 x 12 cm
· Ukuran image maksimal = 35 x 49 cm


C. Mesin Sakurai
· Ukuran kertas maksimal = 45 x 58 cm
· Ukuran image maksimal = 43 x 56 cm

D. Mesin SOR-M
· Ukuran kertas maksimal = 52 x 72 cm
· Ukuran kertas minimal = 30 x 40 cm
· Ukuran image maksimal = 50,5 x 70 cm


E. Mesin Speedmaster 52
· Ukuran kertas maksimal = 36 x 52 cm
· Ukuran image maksimal = 35,5 x 51,5 cm


F. Mesin Speedmaster 74
· Ukuran kertas maksimal = 53 x 74 cm
· Ukuran image maksimal = 51 x 73,5 cm








5. Finishing


Proses terakhir dari cetakan yaitu finishing. terdapat bermacam-macam proses finishing, diantaranyaadalah :


- Pemotongan


- Porporasi : untuk memudahkan penyobekan kertas


- Nomerator : pemberian nomer mulai dari 0001


- Laminasi (glossy dan doff) : pelapisan pada cetakan supaya lebih awet


- Hotprint : Pemberian efek panas pada maal dan menempelkannya pada cetakan dengan memberi kertas hotprint diatas cetakan


- Embos : memberi efek 3D pada cetakan


- Susun dan Jilid


Dengan proses finishing ini maka hasil cetakan akan tampak lebih indah dan menarik. Contoh-contoh dari proses finishing :


Nota/Kwintansi : porporasi, nomerator, susun dan jilid


Undangan Manten : Hotprint dan Embos


Flyer/Brosur : Laminasi Glossy / Doff


Belajar Sablon >> Perlengkapan Sablon

Dalam proses Belajar Sablon kita memerlukan perlengkapan seperti:

Meja Sablon

Meja sablon terbuat dari bahan kayu atau bisa dari besi stall dan alas sablonnya terbuat dari kaca. Selain agar alas rata, kaca berfungsi sebagai maal agar bahan yang akan disablon tepat pada posisi seperti yang kita inginkan dengan cara memberi cahaya/neon dibawahnya.

Screen

Screen bentuknya persegi panjang dengan sisi-sisinya terbuat dari kayu dan ditengahnya terdapat seperti kain tipis dengan ukuran lobang yang berbeda-beda. Secara umum terdapat 2 jenis screen, yaitu screen untuk yang berbasis minyak dan screen yang berbasis air. Screen yang berbasis minyak menggunakan ukuran T 120, T 140, T 160, T 188 sedangkan untuk yang berbasis air menggunakan screen dengan ukuran T 110, T 100, T 90, T 80, T70, T60. Ukurannya juga bermacam macam dari yang terkecil 15x25 cm, 20x30 cm, 30x40 cm, dan seterusnya. Screen berbasis minyak digunakan untuk membuat stiker, kop amplop, kartu nama, dos, dan lain-lain yang berbahan dasar kertas. Sedangkan screen yang berbasis minyak digunakan untuk menyablon kain, misalnya spanduk dan kaos. Screen berbasis minyak lebih mahal dari screen yang berbasis air.

Engsel

Engsel sablon berfungsi untuk meletakkan screen agar tidak bergeser. Engsel umumnya ada 2 jenis yaitu engsel terpisah dan engsel tersambung. Engsel terpisah harganya lebih murah daripada engsel tersambung. Tapi untuk kualitas penempatan hasil cetakan sablon engsel tersambung memang lebih baik.

Rakel

Rakel yaitu alat untuk menyablon, berbentuk segi empat dan lebar kira-kira 15 cm. Harga rakel tergantung dari panjangnya. Semakin panjang rakel maka harganya semakin mahal. Terbuat dari kayu atau aluminium dan dibagian bawah terdapat bahan sejenis karet. Jenis karet juga berbeda tergantung dari bahan yang akan disablon. Bila kita akan menyablon kartu nama atau stiker kita menggunakan jenis karet yang kaku atau sedikit keras, sedangkan bila kita akan menyablon kaos kita menggunakan jenis karet yang agak lembek atau lentur. Rakel untuk stiker atau kartunama umumnya lebih mahal dari rakel untuk kaos.

Cat dan minyak

Cat untuk yang berbasis minyak (kartu nama, stiker dan sejenisnya)
-Epi ( dengan minyak M3 )
-Coat ( dengan minyak M3)
-Toyo dan Cemani ( dengan minyak M4)


Cat untuk yang berbasis air ( spanduk, kaos dan sejenisnya)
-Rubber ( Sejenis karet berwarna putih)
Untuk bahan yang berwarna gelap, dan harganya lebih mahal
-Fas Dey ( Berwarna putih dan agak encer )
Untuk bahan berwarna terang/putih dan harganya lebih murah
-Sandy ( sejenis pewarna yang dicampur dengan Rubber/Fas Dey)

Film Sablon

Film sablon yaitu maal permanen yang digunakan untuk mencetak gambar yang akan disablon. Film ini dapat dihilangkan atau dihapus dengan menggunakan remover atau dengan menggunakan air kaporit. Film sablon yang umum dipasaran yaitu ULANO dan PHOTOXOL. Ada 2 jenis film yaitu untuk yang berbasis air dan berbasis minyak.

Hair dryer

Hair dryer digunakan untuk membuat film. Caranya yaitu setelah mengoleskan Ulano/Photoxol kita keringkan dengan hair dryer ± 1 menit. Apabila tidak ada hair dryer kita dapat menggunakan kipas angin meskipun agak lama.